Halaman

Kamis, 12 Agustus 2021

Trip dan tips Travelling masa pandemi

Hi sobat!

Sebenernya aku post khusus perjalanan ke Bromo di blog lain, tapi karena kesalahan teknis jadi ga bisa dibuka. Aku gabung aja disini... jadi jangan bosen ya bacanya, karena agak panjaaaang ceritanya.

Mau sharing cerita liburan singkatku menutup bulan Maret 2021 kemarin. Suamiku tipe orang yang ga suka piknik. Tapi entah dapat wangsit apa tiba-tiba suami mengajakku dan anak-anak ke Bromo. Ga pakai lama langsung aku eksekusi, sebelum pak bos berubah pikiran😁. Setiap ajak anak-anak travelling aku pasti ambil di hari biasa (weekday) supaya ga terlalu ramai. Apalagi disaat pandemi seperti sekarang. Kali ini aku ambil waktu sebelum long weekend 3 hari (Peringatan Wafat Isa Almasih). Kami menginap 3 hari 2 malam, di Bromo Camp House dan Baobab Resort. Peserta kali ini yaitu suami, ibuku (69th), 2 orang adikku (24th dan 18th), 4 orang anakku (10th, 8th, 3th, 8bln) dan aku pastinya. 

Rombongan peserta Bromo minus ibu (doc.pribadi)

Yuk cusss kita mulai perjalanannya 😊

Malam pertama kami langsung cek in di Bromo Camp House. Karena sampai disana pas adzan Maghrib jadi kami istirahat sebentar dan lanjut dinner di Lava Hills, dekat tempat kami menginap. Oia, perjalanan Semarang-Bromo sekitar 5 jam, berhenti sebentar di pom bensin untuk makan siang dan mampir toilet. Pemandangan di Resto Lava Hills sangat indah, kebetulan juga sepi sekali, cuma ada aku sekeluarga jadi kami merasa nyaman, bahkan bisa menikmati moonrise dengan jelas. Hanya aku yang ga maksimal menikmati indah dan sejuknya suasana karena sejak berangkat maag dan migrainku kambuh, jadi agak mengganggu juga😔. Alhamdulillah terbantu obat yang kubawa dari rumah. Setelah dinner kami kembali ke penginapan dan istirahat supaya bisa bangun sebelum subuh untuk menikmati sunrise di penanjakan.

Doc. Lacita

SUNRISE

Jam 3.15 kami dibangunkan sopir jeep yang sudah disewa dari penginapan. Jam 4 kami naik. Perjalanan sekitar 45 menit sampai di parkiran jeep dan lanjut naik kuda kurang lebih 20 menit, baru kami sampai di penanjakan dan menikmati sunrise. 

Debay ikut naik kuda, seruuu nangisnya 😊 (doc.pribadi)

Serunya naik kuda ajak balita dan bayi itu proses bujuknya yang lamaaaa sekaliii. Si mas yang ketakutan naik kuda mau ga mau ikut juga karena kalau jalan kaki lumayan jauh, sekitar 2,5 km, naik lagi jalannya (namanya juga penanjakan ya gaes jadi ya nanjak banget jalannya). Parahnya lagi, si mas ga bawa sandal atau sepatu gara-gara aku prepare dianya udah kabur duluan ke mobil. Pas di dalam jeep baru nyadar kalau ga pakai alas kaki, masih untung pakai kaos kaki jadi ga kedinginan 😆. Suhu waktu subuh sekitar 10°C. Jadi kami pakai baju rangkap 3! celana double, kaos kaki, sepatu, sarung tangan, penutup kepala dan telinga juga yang pasti masker tak boleh ketinggalan. Sampai di puncak sekitar jam 5, pas matahari mulai intip intip mau muncul. 

Detik detik Sunrise (doc.pribadi)

Karena aku ga mau anak anak masuk angin, jadi aku buatkan mereka sereal sambil menikmati sunrise di puncak. Oia, peraturan sekarang saat pandemi, pengunjung usia >60 tahun dilarang ikut naik dan pembelian tiket secara online dengan menyertakan surat sehat yang masih berlaku. Karena aku pesan tiket langsung satu paket dengan penginapan jadi tidak perlu surat sehat.

Siapa yang ga mau sarapan dengan pemandangan seperti ini? (Doc.pribadi)

Untuk rincian penginapan sampai puncak Bromo kira kira rinciannya sebagai berikut:

2 family room@600 = Rp 1.200.000
2 private jeep @550 = Rp 1.100.000
Tiket = 5 org @40rb = Rp   200.000
Total                         = Rp 2.500.000

Note: Tarif weekdays

Alhamdulillah anak anak semua kooperatif. Yang tadinya aku pikir mereka bakal mabok selama perjalanan dari penginapan sampai puncak, ternyata aman saja. Masyaallah antusiasnya mereka mau lihat kebesaran Allah buatku merinding. Mungkin dulu waktu aku seumur mereka juga seperti itu kali ya...

Debay menikmati perjalanan di dalam mobil jeep (doc.pribadi)

Setelah puas dan kenyang menikmati sunrise, kami diajak melewati Padang pasir berbisik menuju ke Bukit Teletubies. Disinilah aku terpesona melihat satu sisi Padang pasir lalu kemudian Padang rumput yang subur sekali. Padang ini ada di satu lokasi, bukan di tempat yang berbeda loh. Masyaallah, sungguh kuasa Allah tidak ada yang bisa menandingi. Beruntung sopir jeep yang kami tumpangi berkenan menjelaskan keajaiban gunung ini dan adat istiadat yang berlaku disana. Jadi Padang rumput yang subur itu berasal dari asap belerang yang tertiup angin menuju ke gunung di sebaliknya. Jadi nampak dari kejauhan pasir bersebelahan dengan rumput hijau. Untuk Bukit Teletubies sendiri disebut demikian karena konon katanya mirip dengan bukit tempat tinggal Teletubies di serial TV anak anak. Satu lagi yang buat aku terpana, kabut yang turun saat aku berada di Bukit Teletubies menyertakan gerimis kecil yang katanya efek dari kabut tersebut. Bukan karena hujan. Tapi saat kabut itu turun, aku lihat di sebaliknya, yaitu di kawah Bromo nampak cerah. Masyaallah.

 
Di Bukit Teletubies saat kabut turun (doc.pribadi)

Ga terlalu lama di Bukit Teletubies, karena ternyata walaupun weekday tetap ramai wisatawan. Jadi setelah foto-foto kami putuskan lanjut perjalanan ke Padang Pasir Berbisik yang tidak jauh dari Bukit Teletubies. Oia, saat curah hujan tinggi, air hujan di sekitar gunung cepat sekali surut karena terserap pasir.

Padang Pasir Berbisik (doc.pribadi)

Sekitar jam 9 kami kembali ke penginapan dengan perut lapar tapi puas dan bahagia akhirnya bisa mengajak anak anak naik Gunung Bromo. Proud of them, mereka sangat kooperatif dan bisa saling bekerjasama karena aku masih agak kambuh migrainnyaSesampainya di penginapan kami disambut ibu yang memang ga boleh ikut naik karena faktor usia dan kesehatan juga. Setelah mandi dan packing kami check out dan lanjut perjalanan ke Taman Safari Prigen

Next trip to Taman Safari Prigen

Taman Safari Prigen (TSP) yang merupakan Taman Safari II dengan wilayah yang lebih luas daripada Taman Safari I di Bogor, sekitar 400 ha luasnya. Terletak di Desa Jatiarjo, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur dan berada di kaki Gunung Arjuno, TSP jadi tujuan wisata populer sejak resmi dibuka pada tahun 1997. 

(Doc.Wikipedia)

Perjalanan Bromo ke TSP sekitar 1,5jam. Kami mampir makan di salah satu resto Sunda di sekitar Pasuruan. Setelah dirasa cukup kami lanjut perjalanan sampai di lokasi TSP. Sesampainya di TSP langsung ambil jalur Baobab Resort. Sambil proses check in, anak anak excited sejak masuk lobi karena langsung bisa lihat rusa dan jerapah. Salah satu icon Taman Safari. Untuk feeding jerapah kita bisa membeli tiket di resepsionis hotel dengan membayar Rp 100.000 dan digunakan maksimal 5 orang.

Feeding Girrafe (doc.pribadi)

Lobi hotel terletak di satu lantai dengan restoran dan swimming pool. Setelah proses check in dan dapat kamar, kami naik di lantai 4 (lobi ada di lantai 3 jadi cukup naik 1 lantai saja). Musim pandemi seperti sekarang buatku berpikir berkali kali jika harus naik lift berbagi dengan orang lain. Jadi demi amannya saat ramai aku memilih naik lewat tangga, sekaligus untuk olahraga. 

Setelah cek kamar ternyata tidak memungkinkan 5 orang dewasa dan 3 orang anak jadi satu kamar, maka kami putuskan menambah 1 kamar lagi plus tiket masuk TSP. Alhamdulillah depan kamar persis  kosong dan bisa langsung dipesan saat itu juga. Rincian untuk kamar yang ku sewa sebagai berikut:

Tipe Kamar  : 01 Premium Safari View 

Room Rate   : Rp 1.400.000 Nett/room/night ( Include Breakfast dan Tiket TSI 2 pax )

Untuk tambahan kamar include tiket masuk 2 orang dengan pemandangan gunung (Premium Hill View) selisih Rp 200.000, jadi rinciannya adalah sebagai berikut: 

Tipe Kamar  : 01 Premium Hill View 

Room Rate   : Rp 1.200.000 Nett/room/night ( Include Breakfast dan Tiket TSI 2 pax ) 

Kamar ini bedanya menghadap ke gunung. Lebih adem viewnya dibanding view safari yang hanya nampak jerapah dari kejauhan. Hehehe. 

Oia, sebelum masuk Baobab Resort kami melewati tenda yang ternyata sedang ada pertunjukan sirkus. Udah kebayang kan pas sampai resort anak-anak heboh nonton sirkus. Akhirnya, suami, adik-adikku dan 3 anakku ke pertunjukan sirkus yang kebetulan mulai jam 5 sore. Sedangkan aku, ibu dan baby tinggal di resort, prepare masak mie bakso yang dibawa dari Semarang (niat banget serasa mau kemah😄). Qadarullah hujan deras, alhamdulillah pertunjukan sirkus indoor jadi ga terlalu khawatir. Anak-anak justru seneng kalau hujan ada kesempatan hujan hujanan. Hahaha.

Kok bisa melayang ya? (doc.pribadi)

Keesokan harinya setelah breakfast dan cek out sekalian, kami bersiap keliling Taman Safari melihat hewan hewan sambil feeding (beri makan) hewan. Tapi sayang kami ga beli wortel jadi ga ada kesempatan kasih makan hewan. Kurang lebih 1 jam berkeliling lalu parkir mobil untuk lanjut melihat pertunjukan. Tapiiii, semua jadwal terlambat karena medan jalannya terlalu menanjak untuk kami yang rempong bawa bayi, batita kelaparan 😄. Alhamdulillah anak-anak sudah pernah lihat pertunjukan di Taman Safari Bogor jadi ga terlalu kecewa. 

Foto bersama burung (doc.pribadi)

Pulaaaang

Alhamdulillah rasa capek terbayar saat melihat anak-anak bahagia. Saatnya kembali ke realita, let's go home to Semarang... Mobil yang sudah penuh karena aku bawa segala macam peralatan MPASI juga membuatku ga bisa tambah lagi beli oleh-oleh. Lagipula kupikir siapa yang mau dikasih oleh-oleh ya. Hihihi... 

Begitulah perjalananku bersama keluarga kecil yang mulai membesar karena mobil penuh sesak dan butuh sewa HIACE atau minibus untuk trip selanjutnya. Hehehe.

Sampai jumpa di perjalanan berikutnya yaaa... Terima kasih sudah berkunjung💗.



11 komentar:

  1. Aaaah Bromo wishlist ku dari jaman kuliah sampe sekarang kok ya belum kesampean. Asik banget nih bisa jalan2 kesitu. Baru tau lho ternyata Semarang-Bromo cuma 5 jam :))

    BalasHapus
  2. Aku kemaren lihat statusnya temenku tentang Taman Safari Prigen ini, bagus banget emang tempatnya ya. Jadi pengen main ke sana juga, tapi dimintain sertifikat vaksin nggak ya, hehe. Aku sih udah vaksin, tapi sertifikatnya nggak keluar2. Pusing deh.

    BalasHapus
  3. Senangnyaaa..jalan2 ke Bromo.. Ah, jadi kangen pengen ke sana lagi.. Oya, kalau foto2nya leboh besar pasti lebih terlihat keindahan Bromo dan keseruan jalan2 di sana ya mba..

    BalasHapus
  4. Masyaallah jd kangen sama taman safari prigen. Dulu waktu kami tinggal di sidoarjo, taman safari adalah deatinasi favorit kami. Anakku suka banget satwa udah gitu di sana kan luas dan lengkap banget jd kami llo brangkat pagi2 bgt pulang lepas magrib kayanya

    BalasHapus
  5. lagi nabung bua holide eh baca ini ya Allah. Bromo emang nagih banget ya mbak, belum divaksi nih jadi ya nabung aja dulu yang banyak :')

    BalasHapus
  6. MasyaAllah salah satu destinasi wisata impian nih semoga kelak bisa ajak keluarga sampe sana aamiin

    BalasHapus
  7. Belum pernah ke Bromo, padahal dari dulu udah pengin bgt ke sana. Tiap kali mo ke sana ada aja halangannya. Smoga suatu saat bisa ke sana bareng keluarga. Aaamiin....

    BalasHapus
  8. Yang kebayang pertama untukku adalah berapa banyak bekal dan baju kudu dibawa nih kalau ada krucil2 hehehee... Luar biasa nih mamanya handle semua dengan oke. Seneng banget yaa... meskipun capek, lihat anak2 bahagia tuh udah menjadi kebahagiaan tersendiri untuk orangtua.

    BalasHapus
  9. Masih wishlistku nih ke Bromo bareng keluarga, Alhamdulillah bisa piknik ya Wen, Anak-anak bisa menikmati udara segar setelah lama pjj di rumah saja..

    BalasHapus
  10. Taman Safari yang udah lama banget berdiri aja belum pernah ke sana hihiii... Eeh ada lagi di Jawa Timur. Semakin keren kayaknya nih, di Jatim semua ada. Nggak perlu jauh-jauh. Smoga bisa tercapai liburan keluarga ke sana yaaa

    BalasHapus
  11. Terakhir ke taman safari ini waktu masoh SD. Wah jadi kepengen jalan2 ke sana ngajakin anak2 deh mbaaa

    BalasHapus