Halaman

Sabtu, 09 Juli 2022

Berlibur ke Kota Ukir, Jepara

Hi sobat!

“Libur tlah tiba…libur tlah tiba…hore…hore…hore.”

Penggalan lagu dari Tasya sering didengar saat musim libur sekolah seperti sekarang.

Anak-anak pun mulai sering menanyakan liburan kemana saja, diisi kegiatan apa. Tidak jauh berbeda dengan liburan tahun-tahun sebelumnya saat pandemi. Lebih banyak di rumah saja dan les-les seperti biasa saat mereka sekolah. 

Mengatasi rasa jenuh dan bosan anak-anak selama liburan, aku mengusulkan untuk short vacation. Short karena memang benar-benar short dalam waktu dan tujuan. Tujuan dekat kota Semarang, waktunya hanya sehari semalam, 21-22 Juni 2022. Aku pilih tujuan Jepara. Alasannya? Karena anak-anak belum pernah ke arah sana. Setelah mendapat persetujuan dari suami, langsung saja aku cari info tentang penginapan, transportasi yang akan digunakan dan tempat wisata.

Ikon Kota Jepara (Kompasiana.com)


Sekilas info mengenai Kota Jepara

Kabupaten Jepara terletak di Pantura Timur Jawa Tengah yang bagian barat dan utaranya dibatasi oleh laut. Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat permukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah.

Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena terdapat sentra kerajinan ukiran kayu ketenarannya hingga ke luar negeri. Namun sentra perdagangannya terlekat di wilayah Ngabul, Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan dan Pemuda. Selain itu, Jepara merupakan kota kelahiran pahlawan wanita Indonesia R.A. Kartini.


Berdasarkan pengalaman perjalanan sebelumnya, aku memutuskan menyewa Hi Ace lagi. Selain nyaman, semua barang bawaan dan penumpang masuk semua tanpa ribet dengan bagasi mobil yang kecil. Tapi sayangnya Hi Ace yang kusewa saat ke Jogja sudah full booked, jadi harus mencari alternatif lainnya. Harganya lumayan mahal dibanding sebelumnya. Sewa unit mobil+driver+BBM Rp 1.550.000/hari. Belum termasuk tol, makan dan ongkos menginap driver yang dipatok Rp 150.000/malam.


Baca juga : Sepenggal kisah di Jogja 


Perjalanan menuju Jepara

Sebelum ke Jepara, aku dan suami memutuskan wisata religi terlebih dahulu. Karena start perjalanan pagi hari sekira pukul 6.20, jika langsung menuju Jepara masih terlalu pagi untuk cek in dan tempat wisata seputaran Jepara tidak terlalu banyak. Alhamdulillah niat yang sudah lama pernah terbersit akhirnya kesampaian juga justru tanpa rencana. 

First destination is Demak, Kota Wali. Masjid Demak dan makam Sunan Kalijaga tujuan pertama kami mengenalkan Walisongo ke anak-anak.

Masjid Agung Demak

Setelah makam Sunan Kalijaga kami menuju ke Kudus, Kota Kretek. Kami mengunjungi Menara Kudus dan naik menuju makam Sunan Muria. Hanya saja anak-anak tidak sampai ke Sunan Muria karena jalannya harus ditempuh dengan ojek. Sewa ojek PP Rp 30.000. 

Menara Kudus

Setelah Kudus langsung tancap gas menuju Jepara. Sebelum menuju penginapan, kami makan siang di sekitar pesisir pantai Bandengan. Sayangnya aku lupa namanya karena tidak merekomendasikan. Waktu tunggu makanan matang bisa dua jam! Fiuh! Tapi alhamdulillah rasa makanan lumayan bisa dirasakan, jadi mengobati kekecewaan kami setelah menunggu makanan berjam-jam lamanya.


Menginap dengan fasilitas private beach dan private pool

Setelah keliling-keliling, akhirnya menuju ke penginapan. Menurut info yang kudapat, sekarang banyak penginapan di Jepara yang menawarkan privat beach. Jadi pengunjung pantai tidak banyak dan bisa puas bermain di pantai. Setelah googling beberapa hotel dan villa, aku memutuskan menginap di Coconut Lodge Resort dan memilih villa dengan privat pool, supaya anak-anak puas berenang.

IG: Coconut Lodge Resort

Untuk villa yang kusewa ini dibanderol Rp 2.600.000 dengan fasilitas 2 kamar tidur, swimming pool dan area makan. Karena hotelnya termasuk baru, jadi masih bersih tempatnya. Hanya saja menu breakfast hanya beberapa, seperti nasi goreng untuk menu javanese, kentang, sosis, telur untuk menu western. Dan disiapkan sesuai pesanan, bukan prasmanan. 

Pengalaman menginap di villa lumayan menegangkan. Entah kenapa listrik sering mati di villa kami. Saat dikonfirmasi ke petugas resort katanya baru kali ini terjadi. Padahal aku juga tidak membawa peralatan listrik kecuali charger handphone. Sebagai permintaan maaf, pihak resort memberi kami 2 loyang pizza. Alhamdulillah, rejeki. 

Puas berenang di privat pool

Kolam renang umum untuk semua pengunjung Resort

Selain bermain di pool, kami juga bermain di pantai. Anak-anak puas bermain pasir. Tapi sayang sekali, airnya agak keruh dan kotor. Banyak batu-batu kerikil juga. Jadi saat terinjak kaki cukup menyakitkan dan bisa luka.


Pantai Demeling yang ada di depan Coconut Lodge Resort

Meski hanya menginap semalam tetapi terpuaskan karena anak-anak bisa bermain di pantai dan berenang sepuas mereka sampai waktu cek out villa.

Penutup perjalanan

Setelah cek out, kami menuju ke Museum Kartini sebentar lalu menuju ke pantai Kartini yang khas dengan ikon penyu raksasa. Kami hanya singgah sebentar karena sudah capek. 

Berfoto di depan penyu raksasa


Perjalanan kembali ke Semarang kami mampir makan soto di Kudus. Sampai di Demak, perjalanan agak tersendat selain padat juga jalanan terkena imbas rob, banjir.

Yang penting anak-anak happy dan menikmati perjalanan. Semoga next aku bisa berbagi cerita perjalanan lagi yaaa.

Sampai jumpaaaa, sobat!