Hai Sobat!
Pernah ga sih terlintas atau terbayang dalam benak kita sebelum adanya pandemi, bahwa kita “dipaksa” untuk diam di dalam rumah selama hampir dua tahun lamanya? Ga hanya dua hari, dua minggu atau dua bulan loh… tapi itulah kenyataan yang harus kita hadapi dan jalani. New normal harus kita jalani sejak varian covid-19 masuk pertama kali awal bulan Maret 2020.
Masker dan hand sanitizer menjadi perlengkapan wajib selama pandemi (doc.Pixabay) |
Pandemi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas.
Hari-hari mencekam
Dilihat dari maknanya diatas sudah jelas pandemi Covid-19 melanda tak hanya Indonesia tetapi dunia. Berbagai upaya pencegahan penyebaran virus corona jenis SARS-Cov-2 pun dilakukan, diantaranya adanya lockdown negara tertentu, karantina wilayah, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Program Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai level 1 sampai dengan level 4. Dan ternyata, setelah dua tahun lamanya kita menghadapi kondisi pandemi, gelombang pertama dan gelombang kedua dengan situasi yang sangat mencekam, virus SARS-Cov-2 belum juga lenyap, tetapi justru bermutasi dari varian alpha kemudian delta dengan tingkat penyebaran yang lebih cepat. Bulan Juni sampai Agustus 2021 menjadi bulan yang sangat mencekam. Lebih dari separuh penduduk terjangkit varian delta. Hal ini menyebabkan rumah sakit tak dapat menampung dan harus mendirikan tenda darurat dengan alat seadanya. Dan miris ya lagi, semua rumah sakit penuh! Pun dengan ICU. Setiap hari WhatsApp masuk berita lelayu tiga sampai empat orang meninggal. Sungguh mencekam! Setiap hari kudengar suara sirine ambulans dan dalam sehari bisa lebih dari lima kali. Memasuki tahun 2022 di Indonesia sudah masuk varian baru covid-19 yang disebut omicron, dimana gejala yang dialami berbeda dari varian sebelumnya, antara lain sakit tenggorokan, batuk, pilek, demam ringan, dan yang jelas membedakan varian omicron ini tidak terjadi anosmia atau kehilangan indera perasa dan penciuman.
Ibuku harus naik ke meja operasi di saat angka covid meningkat
Disaat-saat paling mencekam yang kurasakan dan alami itu, ibuku harus naik ke meja operasi. Sudah tidak dapat ditunda lagi, karena tumor yang bersarang di rahimnya semakin membesar dan mendesak hingga ke jantung. Jika tidak segera diangkat akan semakin mempersulit proses pengangkatan tumornya yang sudah lengket ke usus. Dan tentunya ibuku merasa sesak nafas, juga sering Buang Air Kecil (BAK), efek dari membesarnya daging di perut mendesak ke kandung kemih.
Aku yang masih memiliki bayi usia 15 bulan tak berani mendampingi ibu selama proses operasi. Suamiku hadir sebagai penggantiku. Hari Rabu, 23 Juni 2021 , jam 11.00 ibuku masuk ruang operasi, di RS Kariadi Semarang. Selama proses operasi, kuajak guru mengaji anak-anakku dan mbak-mbak yang bekerja di rumahku untuk terus mendampingi ibuku dengan lantunan ayat-ayat suci AlQuran. Kami terus mengaji hingga juz 18. Operasi yang berlangsung selama 6,5 jam (11.00-17.30) alhamdulillah berjalan lancar dan saat keluar dari ruang operasi ibuku sudah dalam keadaan sadar.
Beberapa saat setelah ibuku siuman pasca operasi |
Masa pemulihan
Alhamdulillah disaat harus bolak balik ke rumah sakit pasca operasi, aku dan keluarga masih diberi kesehatan, dijauhkan dari virus yang sedang berkeliaran dimana-mana. Enam bulan pasca operasi, ibuku harus menjalani CT scan untuk mengetahui kondisi kandungan. Apakah ada kemungkinan sel-sel tumor berkembang lagi atau memang sudah bersih. Jika sudah tidak ada masalah, segera dilakukan kateter sebagai langkah ikhtiar berikutnya untuk kesehatan jantungnya.
Harapan untuk penghujung pandemi
Semoga pandemi ini segera berakhir. Meski harus menjalani protokol kesehatan dengan memakai masker, rajin mencuci tangan, menjauhi kerumunan bagiku tak menjadi masalah selama kita sudah tidak dihantui musuh tak kasat mata ini. Covid-19 ini nyata. Tak perlu takut, hanya meningkatkan kesadaran diri untuk patuh pada peraturan. Semoga kita semua diberikan kesehatan, keselamatan dan keberkahan oleh Allah Subhanahuwata’ala. Aamiin Yaa Robbal ‘alamiin. Kondisi semakin membaik dan berdampak pada perekonomian yang meningkat lagi. Siap menyambut mentari pagi yang cerah kembali.
ya Allah :( Alhamdulillah operasi berjalan lancar ya mba.. Semoga ibunya cepat pulih dah sel-sel tumornya sudah tuntas. Aamiin..
BalasHapusya Allah... legaaa.... alhamdulillah sudah berjalan lancar dan berhasil ya mba. Kebayang rasanya saat proses operasi pasti deg-degan banget mana lagi musim covid begini. semoga pasca operasi cepet sehat kembali dan bisa beraktivitas normal terus ya mba.... aamiin
BalasHapusYa Allah, semoga selalu sehat ya mba sekeluarga. Alhamdulillah kalau sudah membaik, semoga semua hal terbaik selalu mengiringi keluarga mba, amin
BalasHapusMasya Allah kebayang khawatirnya ya Wen operasi saat pandemi sedang genting, bagaimana keadaan ibu sekarang Wen, tumornya tidak ganas kan? Semoga ibu sehat selalu ya..
BalasHapussemoga keadaan Ibu lekas membaik dan sehat selalu ke depannya yaa. kebayang gimana lelahnya bolak-balik saat itu tapi percaya aja pasti membawa berkah. aamiin 🤲
BalasHapusAlhamdulillah ala kulli hal. Semoga terus membaik ya, Mbak
BalasHapusSemoga ibunda makin sehat ya mba..dan semoga tumornya sudah tidak kembali lagi. Semoga Allah ganti dengan ampunan segala dosa, pahala dan kesehatan..aamiin
BalasHapusHal yang paling mendebarkan saat pandemi begini memang adalah berada di luar rumah. Apalagi di rumah sakit. Kebayang betapa kekhawatiran luar biasa saat nggak bisa mendampingi ibu tercinta melewati masa perjuangan di rumah sakit.
BalasHapusSemoga ibu semakin pulih dan semua penyakit bisa sembuh.
Dua tahun harus di rumah aja demi bisa segera lepas dari pandemi itu memang bikin kita harus tetap semangat menjaga kebersihan diri dan lingkungan ya, Mbak. Semoga ibunda sehat selalu ya, Mbak.
BalasHapusKebayang deh mba gimana khawatirnya ketika harus berada di rumah sakit pada masa pandemi yaaa...Gimana kondisi ibu sekarang mba? Semoga selalu diparingi kesehatan ya, begitu juga dengan dirimu dan keluarga besar.
BalasHapusMertuaku pas covid juga keluar masuk rumah sakit mba, sedih rasanya dan khawatir tapi pasrah aja bismillah demi keadaan beliaunya membaik. Mba yang kuat dan semangat ya, semoga ibuk makin sehat dan pulish seperti sedia kala.
BalasHapusKebayang Mbak gimana khawatirnya dirimu dan keluarga besar alhamdulillah operasi berjalan lancar. Semoga dirimu dan keluarga sehat selalu dan pandemi segera berakhir
BalasHapusSubhanallah, bener2 ujian ya Mba, pasti khawatir luar biasa menghadapinya... Alhamdulillah operasi berjalan lancar... Semoga selalu diberi kesehatan ya Mbaa
BalasHapusTerbayang pasti kalut banget mbak Weny saat itu ya. Pengen berada di dekat ibu, tapi kondisi masih ada baby. ALhamdulillah berjalan lancar ya mbak. Doa yang sama semoga pandemi segera usai.
BalasHapus