Halaman

Minggu, 04 Desember 2022

Bekasi Tak Seperti Dulu lagi

Hi Sobat!

Lama juga ya aku berhibernasi dari blog. Bulan September kemarin menjadi bulan tersibuk buatku. 

Alasan hibernasi

Dua dari empat anak berulang tahun, ke-12 tahun dan ke-5 tahun. Si kakak yang sudah SMP sudah malu jika dirayakan dengan kue seperti adiknya. Jadilah bunda punya ide buatkan money cake. Karena penasaran lihat status instagram orang-orang kok kue ulang tahunnya bisa diisi uang (obsesi bundanya kali ya. Hahaha). Alhamdulillah pas kebetulan ada salah satu orang tua murid teman TK anakku bisa membuatkan kuenya. Dan money cake kesampaian! Walaupun dirayakan secara sederhana saja di rumah dengan keluarga inti. Karena memang tradisi kami tidak merayakan ulang tahun besar-besaran, lebih diajarkan untuk saling berbagi dengan teman-teman yang kurang beruntung. Nah si kakak kebetulan ada kegiatan “Parent Teacher” dimana ayah yang bertugas menjadi guru di kelas kakak tepat di haru ulang tahunnya. Jadi setelah selesai berbagi pengalaman mengenai profesi ayah di kelas, kakak berbagi nasi kuning ke teman-teman dan guru-guru. Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar, khidmat dan berkah. 

Kakak dan kuenya 

Lalu berikutnya anak nomer 3 menyusul bertambah usia. Karena masih 5 tahun jadi berbagi goodie bag dan nasi kuning dengan teman di kelas Taman Kanak-kanak. Supaya merasakan juga seperti dua kakak perempuannya yang berulang tahun saat masih duduk di bangku TK. Setidaknya aku tidak dibilang tidak adil pada anak yang satu dengan lainnya. 

Ulang tahun Athar

Memasuki akhir bulan September, kejar setoran membuat konektor koleksi terbaru dari Kalamana Handcraft (lebih lengkapnya akan kubuat blog sendiri untuk katalog), karena ada planning akan ke Jakarta. Jadi kesempatan untukku memasarkan konektor ke tetangga lama di Bekasi. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Boleh saja kan?! Hehehe.

IG: Kalamana_handcraft


Akhirnya ke Bekasi juga. Yeeeaaay!

Aku pindah dari Bekasi ke Semarang pertengahan tahun 2018, tepatnya saat libur kenaikan kelas. Kakak-kakak perempuan pindah sekolah ke Semarang. Satu setengah tahun di Semarang, pandemi menyerang selama dua tahun. 2020 lahir anak bontot. Jadilah kami sekeluarga hanya berkutat di sekitar rumah. Kalaupun ingin luar kota hanya berani yang dekat-dekat saja. Seperti Yogya, Klaten, Boyolali, Jepara dan sekitarnya. Sekalian nengok simbah dan ikut suami ngantor. 


Alhamdulillah memasuki awal bulan Oktober, Allah beri aku kesempatan untuk bersilaturahmi dengan tetangga lama di cluster perumahan Tambun, tempat tinggalku dulu. Suami yang sudah lebih dulu sampai di Bekasi mengendarai mobil, sudah bersilaturahmi dengan teman-teman kantornya di hari Senin (3/10/22). Aku dan anak bontot menyusul di hari berikutnya dengan kereta api. Adik yang lahir di masa pandemi belum pernah naik transportasi umum sangat senang ketika diajak naik kereta. Hanya sebentar agak tantrum karena tidak pernah pergi tanpa kakak-kakaknya. Si adik merasa kesepian. YouTube menjadi penyelamat saat anak-anak tantrum (Jangan dicontoh ya! Hehehe). 

Tidur nyenyak di kereta api

Dua hari di Bekasi, aku mencoba naik KRL dari Stasiun Bekasi ke Stasiun Sudirman. Berangkat dari Stasiun Bekasi jam 10.00, sampai Stasiun Sudirman jam 10.30. Tiket hanya Rp 3.000,- per orang. Aku beli melalui aplikasi Gojek, masuk ke GoTransit. Setelah beli tiket kita dapat barcode untuk di scan di pintu masuk dan pintu keluar stasiun tujuan.

Stasiun Sudirman

Aku dan suami berencana kembali ke Bekasi sebelum jam 15.00 karena kemungkinan bersama dengan jam pulang kerja dan kereta bakal penuh sesak. Tapi ternyata sedikit meleset. Jam 15.00 baru sampai stasiun daaan sudah penuh keretanya, sob! Kasihan kalau bawa anak kecil, apalagi batita seperti anakku. Alhamdulillah anakku tidak rewel selama di KRL pulang pergi. Sampai di Stasiun Bekasi sekitar jam 15.30 langsung kembali ke hotel.



Selesai bersih-bersih, aku dan suami lanjut ke mal. Oia, aku belum cerita, selama dua hari di Bekasi aku menginap di Hotel Harris yang bersebelahan dengan Summarecon Mal Bekasi. Jadi malam harinya aku janji temu dengan tetangga cluster perumahan tempat tinggalku dulu di Bekasi yang sudah bak saudara sendiri, dan suami janji temu juga dengan koleganya. Mungkin karena kecapekan setelah sehari naik turun kereta dan tangga di stasiun jadi malamnya aku kurang fit. Sempat berbincang sampai jam 21.30 lalu aku kembali ke hotel dan istirahat.

Tetangga lama yang sudah seperti saudara sendiri.

Keesokan harinya (Kamis, 6/10/22), acara inti dan alasan mengapa aku dan suami harus ke Bekasi tanpa membawa anak-anak. Akad jual beli yang mengharuskan aku ikut serta untuk penjualan rumah di Lippo Cikarang. Hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam sampai selesai akad, lalu kami lanjutkan perjalanan kembali ke Tambun untuk silaturahmi dengan tetangga cluster yang lain. 

Tinggal Kenangan.

Sebelum sampai ke cluster, aku ingin sekali mampir ke Masjid Izzatul Islam Grand Wisata. Selama ini aku hanya lihat dari status teman yang sedang berada di dalam masjid. Alhamdulillah masih diijinkan merasakan sendiri Solat Dhuhur disana. 

Alhamdulillah bisa berkunjung.

Akhirnya aku menuju ke cluster untuk bertemu tetangga-tetangga Solehah yang sudah seperti saudara sendiri. Di basecamp tempat kami biasa berkumpul, mengaji, tarawih, bahkan makan bersama, siang itu kami kembali berkumpul. Bahkan anakku yang belum pernah sama sekali kesana, seakan tak mau beranjak. Suasana, lingkungan dan keramahan mereka tetap sama. Bahkan jalan menuju kesana pun masih sama, macet! Hahaha. 

Saudara selamanya, aamiin.

Demikianlah sekelumit perjalananku yang semoga bisa untuk dikenang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar